Setiap Klik Anda Amat Dihargai


MuTiaRa KaTa

Jom

Nabi Nuh A.S

Posted by Asmijan Asmarah Labels:

NABI NUH AS
Nabi Nuh adalah nabi keempat
sesudah Adam, Syith dan Idris
dan keturunan kesembilan dari
Nabi Adam. Ayahnya adalah
Lamik bin Metusyalih bin Idris.
Dakwah Nabi Nuh Kepada
Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu
kenabian dari Allah dalam masa
"fatrah" masa kekosongan di
antara dua rasul di mana
biasanya manusia secara
berangsur-angsur melupakan
ajaran agama yang dibawa oleh
nabi yang meninggalkan mereka
dan kembali bersyirik
meninggalkan amal kebajikan,
melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan di bawah pimpinan
Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi
Nuh tidak luput dari proses
tersebut, sehingga ketika Nabi
Nuh datang di tengah-tengah
mereka, mereka sedang
menyembah berhala ialah
patung-patung yang dibuat oleh
tangan-tangan mereka sendiri
disembahnya sebagai tuhan-
tuhan yang dapat membawa
kebaikan dan manfaat serta
menolak segala kesengsaraan
dan kemalangan.berhala-berhala
yang dipertuhankan dan
menurut kepercayaan mereka
mempunyai kekuatan dan
kekuasaan ghaib ke atas
manusia itu diberinya nama-
nama yang silih berganti
menurut kehendak dan selera
kebodohan mereka.Kadang-
kadang mereka namakan berhala
mereka " Wadd " dan " Suwa "
kadangkala " Yaguts " dan bila
sudah bosan digantinya dengan
nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada
kaumnya yang sudah jauh
tersesat oleh iblis itu, mengajak
mereka meninggalkan syirik dan
penyembahan berhala dan
kembali kepada tauhid
menyembah Allah Tuhan sekalian
alam melakukan ajaran-ajaran
agama yang diwahyukan
kepadanya serta meninggalkan
kemungkaran dan kemaksiatan
yang diajarkan oleh Syaitan dan
Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian
kaumnya agar melihat alam
semesta yang diciptakan oleh
Allah berupa langit dengan
matahari, bulan dan bintang-
bintang yang menghiasinya,
bumi dengan kekayaan yang ada
di atas dan di bawahnya, berupa
tumbuh-tumbuhan dan air yang
mengalir yang memberi
kenikmatan hidup kepada
manusia, pengantian malam
menjadi siang dan sebaliknya
yang kesemua itu menjadi bukti
dan tanda nyata akan adanya
keesaan Tuhan yang harus
disembah dan bukan berhala-
berhala yang mereka buat
dengan tangan mereka sendiri.Di
samping itu Nabi Nuh juga
memberitakan kepada mereka
bahwa akan ada gajaran yang
akan diterima oleh manusia atas
segala amalannya di dunia iaitu
syurga bagi amalan kebajikan
dan neraka bagi segala
pelanggaran terhadap perintah
agama yang berupa
kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah
dengan sifat-sifat yang patut
dimiliki oleh seorang nabi, fasih
dan tegas dalam kata-katanya,
bijaksana dan sabar dalam
tindak-tanduknya melaksanakan
tugas risalahnya kepada
kaumnya dengan penuh
kesabaran dan kebijaksanaan
dengan cara yang lemah lembut
mengetuk hati nurani mereka
dan kadang kala dengan kata-
kata yang tajam dan nada yang
kasar bila menghadapi
pembesar-pembesar kaumnya
yang keras kepala yang enggan
menerima hujjah dan dalil-dalil
yang dikemukakan kepada
mereka yang tidak dapat mereka
membantahnya atau
mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh
telah berusaha sekuat tanaganya
berdakwah kepda kaumnya
dengan segala kebijaksanaan,
kecekapan dan kesabaran dan
dalam setiap kesempatan, siang
mahupun malam dengan cara
berbisik-bisik atau cara terang
dan terbuka terbyata hanya
sedikit sekali dari kaumnya yang
dpt menerima dakwahnya dan
mengikuti ajakannya, yang
menurut sementara riwayat tidak
melebihi bilangan seratus orang
Mereka pun terdiri dari orang-
orang yang miskin
berkedudukan sosial lemah.
Sedangkan orang yang kaya-
raya, berkedudukan tingi dan
terpandang dalam masyarakat,
yang merupakan pembesar-
pembesar dan penguasa-
penguasa tetap membangkang,
tidak mempercayai Nabi Nuh
mengingkari dakwahnya dan
sesekali tidak merelakan melepas
agamanya dan kepercayaan
mereka terhadap berhala-berhala
mereka, bahkan mereka
berusaha dengan mengadakan
persekongkolan hendak
melumpuhkan dan mengagalkan
usaha dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi
Nuh:"Bukankah engkau hanya
seorang daripada kami dan tidak
berbeda drp kami sebagai
manusia biasa. Jikalau betul Allah
akan mengutuskan seorang rasul
yang membawa perintah-Nya,
nescaya Ia akan mengutuskan
seorang malaikat yang patut
kami dengarkan kata-katanya
dan kami ikuti ajakannya dan
bukan manusia biasa seperti
engkau hanya dpt diikuti orang-
orang rendah kedudukan
sosialnya seperti para buruh
petani orang-orang yang tidak
berpenghasilan yang bagi kami
mereka seperti sampah
masyarakat.Pengikut-
pengikutmu itu adalah orang-
orang yang tidak mempunyai
daya fikiran dan ketajaman otak,
mereka mengikutimu secara
buta tuli tanpa memikirkan dan
menimbangkan masak-masak
benar atau tidaknya dakwah dan
ajakanmu itu. Cuba agama yang
engkau bawa dan ajaran -ajaran
yang engkau sadurkan kepada
kami itu betul-betul benar,
nescaya kamilah dulu
mengikutimu dan bukannya
orang-orang yang mengemis
pengikut-pengikutmu itu. kami
sebagai pemuka-pemuka
masyarakat yang pandai berfikir,
memiliki kecerdasan otak dan
pandangan yang luas dan yang
dipandang masyarakat sebagai
pemimpin-pemimpinnya, tidaklah
mudak kami menerima ajakanmu
dan dakwahmu.Engkau tidak
mempunyai kelebihan di atas
kami tentang soaL-soal
kemasyarakatan dan pergaulan
hidup.kami jauh lebih pandai dan
lebih mengetahui drpmu tentang
hal itu semua.nya.Anggapan kami
terhadapmu, tidak lain dan tidak
bukan, bahawa engkau adalh
pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan
dan olok-olokan
kaumnya:"Adakah engkau
mengira bahwa aku dpt
memaksa kamu mengikuti
ajaranku atau mengira bahwa
aku mempunyai kekuasaan
untuk menjadikan kamu orang-
orang yang beriman jika kamu
tetap menolak ajakan ku dan
tetap membuta-tuli terhadap
bukti-bukti kebenaran dakwahku
dan tetap mempertahakan
pendirianmu yang tersesat yang
diilhamkan oleh kesombongan
dan kecongkakan karena
kedudukan dan harta-benda
yang kamu miliki.Aku hanya
seorang manusia yang mendpt
amanat dan diberi tugas oleh
Allah untuk menyampaikan
risalah-Nya kepada kamu. Jika
kamu tetap berkeras kepala dan
tidak mahu kembali ke jalan yang
benar dan menerima agama
Allah yang diutuskan-Nya kepada
ku maka terserahlah kepada
Allah untuk menentukan
hukuman-Nya dan gajaran-Nya
keatas diri kamu. Aku hanya
pesuruh dan rasul-Nya yang
diperintahkan untuk
menyampaikan amanat-Nya
kepada hamba-hamba-Nya.
Dialah yang berkuasa memberi
hidayah kepadamu dan
mengampuni dosamu atau
menurunkan azab dan seksaan-
Nya di atas kamu sekalian jika Ia
kehendaki.Dialah pula yang
berkuasa menurunkan seksa
danazab-nya di dunia atau
menangguhkannya sampai hari
kemudian. Dialah Tuhan pencipta
alam semesta ini, Maha
Kuasa ,Maha Mengetahui, maha
pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan
syarat dengan berkata:"Wahai
Nuh! Jika engkau menghendaki
kami mengikutimu dan memberi
sokongan dan semangat kepada
kamu dan kepada agama yang
engkau bawa, maka jauhkanlah
para pengikutmu yang terdiri
dari orang-orang petani, buruh
dan hamaba-hamba sahaya itu.
Usirlah mereka dari
pengaulanmu karena kami tidak
dpt bergaul dengan mereka
duduk berdampingan dengan
mereka mengikut cara hidup
mereka dan bergabung dengan
mereka dalam suatu agama dan
kepercayaan. Dan bagaimana
kami dpt menerima satu agama
yang menyamaratakan para
bangsawan dengan orang
awam, penguasa dan pembesar
dengan buruh-buruhnya dan
orang kaya yang berkedudukan
dengan orang yang miskin dan
papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan
kaumnya dan berkata:"Risalah
dan agama yang aku bawa
adalah untuk semua orang tiada
pengecualian, yang pandai
mahupun yang bodoh, yang kaya
mahupun miskin, majikan
ataupun buruh ,diantara
peguasa dan rakyat biasa
semuanya mempunyai
kedudukan dan tempat yang
sama trehadap agama dan
hukum Allah. Andai kata aku
memenuhi pensyaratan kamu
dan meluluskan keinginanmu
menyingkirkan para pengikutku
yang setia itu, maka siapakah
yang dpt ku harapkan akan
meneruskan dakwahku kepada
orang ramai dan bagaimana aku
sampai hati menjauhkan drpku
orang-orang yang telah beriman
dan menerima dakwahku
dengan penuh keyakinan dan
keikhlasan di kala kamu
menolaknya serta
mengingkarinya, orang-orang
yang telah membantuku dalam
tugasku di kala kamu
menghalangi usahaku dan
merintangi dakwahku. Dan
bagaimanakah aku dpt
mempertanggungjawabkan
tindakan pengusiranku kepada
mereka terhadap Allah bila
mereka mengadu bahawa aku
telah membalas kesetiaan dan
ketaatan mereka dengan
sebaliknya semata-mata untuk
memenuhi permintaanmu dan
tunduk kepada pensyaratanmu
yang tidak wajar dan tidak dpt
diterima oleh akal dan fikiran
yang sihat. Sesungguhnay kamu
adalah orang-orang yang bodoh
dan tidak berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena merasa
tidak berdaya lagi mengingkari
kebenaran kata-kata Nabi Nuh
dan merasa kehabisan alasan
dan hujjah untuk melanjutkan
dialog dengan beliau, maka
berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah
banyak bermujadalah dan
berdebat dan cukup berdialog
serta mendengar dakwahmu
yang sudah menjemukan itu.
Kami tetap tidak akan
mengikutimu dan tidak akan
sesekali melepaskan kepercayaan
dan adat-istiadat kami sehingga
tidak ada gunanya lagi engkau
mengulang-ulangi dakwah dan
ajakanmu dan bertegang lidah
dengan kami. datangkanlah apa
yang engkau benar-benar orang
yang menepati janji dan kata-
katanya. Kami ingin melihat
kebenaran kata-katamu dan
ancamanmu dalam kenyataan.
Karena kami masih tetap belum
mempercayaimu dan tetap
meragukan dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa Dari
Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-
tengah kaumnya selama
sembilan ratus lima puluh tahun
berdakwah menyampaikan
risalah Tuhan, mengajak mereka
meninmggalkan penyembahan
berhala dan kembali menyembah
dan beribadah kepada Allah Yang
maha Kuasa memimpin mereka
keluar dari jalan yang sesat dan
gelap ke jalan yang benar dan
terang, mengajar mereka
hukum-hukum syariat dan
agama yang diwahyukan oleh
Allah kepadanya, mangangkat
darjat manusia yang tertindas
dan lemah ke tingak yang sesuai
dengan fitrah dan qudratnya dan
berusaha menghilangkan sifat-
sifat sombong dan bongkak
yang melekat pd para pembesar
kaumnya dan medidik agar
mereka berkasih sayang, tolong-
menolong diantara sesama
manusia. Akan tetapi dalam
waktu yang cukup lama itu, Nabi
Nuh tidak berhasil menyedarkan
an menarik kaumnya untuk
mengikuti dan menerima
dakwahnya beriman, bertauhid
dan beribadat kepada Allah
kecuali sekelompok kecil
kaumnya yang tidak mencapai
seramai seratus orang, walaupun
ia telah melakukan tugasnya
dengan segala daya-usahanya
dan sekuat tenaganya dengan
penuh kesabaran dan kesulitan
menghadapi penghinaan, ejekan
dan cercaan makian kaumnya,
karena ia mengharapkan akan
dtg masanya di mana kaumnya
akan sedar diri dan dtg
mengakui kebenarannya dan
kebenaran dakwahnya. Harapan
Nabi Nuh akan kesedaran
kaumnya ternyata makin hari
makin berkurangan dan bahawa
sinar iman dan takwa tidak akan
menebus ke dalam hati mereka
yang telah tertutup rapat oleh
ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana
Nabi Nuh berupa berfirman Allah
yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan
seorang drp kaumnya
mengikutimu dan beriman
kecuali mereka yang telah
mengikutimu dan beriman lebih
dahulu, maka jgnlah engkau
bersedih hati karena apa yang
mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah
itu, lenyaplah sisa harapan Nabi
Nuh dari kaumnya dan habislah
kesabarannya. Ia memohon
kepada Allah agar menurunkan
Azab-Nya di atas kaumnya yang
berkepala batu seraya
berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau
biarkan seorang pun drp orang-
orang kafir itu hidup dan tinggal
di atas bumi ini. Mareka akan
berusaha menyesatkan hamba-
hamba-Mu, jika Engkau biarkan
mereka tinggal dan mereka tidak
akan melahirkan dan
menurunkan selain anak-anak
yang berbuat maksiat dan anak-
anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh
Allah dan permohonannya
diluluskan dan tidak perlu lagi
menghiraukan dan
mempersoalkan kaumnya,
karena mereka itu akan
menerima hukuman Allah
dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah
untuk membuat sebuah kapal,
segeralah Nabi Nuh
mengumpulkan para
pengikutnya dan mulai mereka
mengumpulkan bhn yang
diperlukan untuk maksud
tersebut, kemudian dengan
mengambil tempat di luar dan
agak jauh dari kota dan
keramaiannya mereka dengan
rajin dan tekun bekerja siang
dan malam menyelesaikan
pembinaan kapal yang
diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah
menjauhi kota dan
masyarakatnya, agar dpt bekerja
dengan tenang tanpa gangguan
bagi menyelesaikan pembinaan
kapalnya namun ia tidak luput
dari ejekan dan cemuhan
kaumnya yang kebetulan atau
sengaja melalui tempat kerja
membina kapal itu. Mereka
mengejek dan mengolok-olk
dengan mengatakan:"Wahai
Nuh! Sejak bila engkau telah
menjadi tukang kayu dan
pembuat kapal?Bukankah
engkau seorang nabi dan rasul
menurut pengakuanmu, kenapa
sekarang menjadi seorang
tukang kayu dan pembuat
kapal.Dan kapal yang engkau
buat itu di tempat yang jauh dari
air ini adalah maksudmu untuk
ditarik oleh kerbau ataukah
mengharapkan angin yang
ankan menarik kapalmu ke
laut?"Dan lain-lain kata ejekan
yang diterima oleh Nabi Nuh
dengan sikap dingin dan
tersenyum seraya
menjawab:"Baiklah tunggu saja
saatnya nanti, jika kamu sekrg
mengejek dan mengolok-olok
kami maka akan tibalah masanya
kelak bg kami untuk mengejek
kamu dan akan kamu ketahui
kelak untuk apa kapal yang kami
siapkan ini.Tunggulah saatnya
azab dan hukuman Allah
menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan
pembuatan kapal yang
merupakan alat pengangkutan
laut pertama di dunia, Nabi Nuh
menerima wahyu dari
Allah:"Siap-siaplah engkau
dengan kapalmu, bila tiba
perintah-Ku dan terlihat tanda-
tanda drp-Ku maka segeralah
angkut bersamamu di dalam
kapalmu dan kerabatmu dan
bawalah dua pasang dari setiap
jenis makhluk yang ada di atas
bumi dan belayarlah dengan izin-
Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit
dan memancur dari bumi air
yang deras dan dahsyat yang
dalam sekelip mata telah menjadi
banjir besar melanda seluruh
kota dan desa menggenangi
daratan yang rendah mahupun
yang tinggi sampai mencapai
puncak bukit-bukit sehingga
tiada tempat berlindung dari air
bah yang dahsyat itu kecuali
kapal Nabi Nuh yang telah terisi
penuh dengan para orang
mukmin dan pasangan makhluk
yang diselamatkan oleh Nabi Nuh
atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah
majraha wa mursaha"belayarlah
kapal Nabi Nuh dengan lajunya
menyusuri lautan air, menentang
angin yang kadang kala lemah
lembut dan kadang kala ganas
dan ribut. Di kanan kiri kapal
terlihatlah orang-orang kafir
bergelut melawan gelombang air
yang menggunung berusaha
menyelamat diri dari cengkaman
maut yang sudah sedia
menerkam mereka di dalam
lipatan gelombang-gelombang
itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas
geladak kapal memperhatikan
cuaca dan melihat-lihat orang-
orang kafir dari kaumnya sedang
bergelimpangan di atas
permukaan air, tiba-tiba
terlihatlah olehnya tubuh putera
sulungnya yang bernama
"Kan'aan" timbul tenggelam
dipermainkan oleh gelombang
yang tidak menaruh belas
kasihan kepada orang-orang
yang sedang menerima
hukuman Allah itu. Pada saat itu,
tanpa disadari, timbullah rasa
cinta dan kasih sayang seorang
ayah terhadap putera
kandungnya yang berada dalam
keadaan cemas menghadapi
maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan,
terdorong oleh suara hati
kecilnya berteriak dengan sekuat
suaranya memanggil
puteranya:Wahai anakku!
Datanglah kemari dan
gabungkan dirimu bersama
keluargamu. Bertaubatlah
engkau dan berimanlah kepada
Allah agar engkau selamat dan
terhindar dari bahaya maut yang
engkau menjalani hukuman
Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh,
yang tersesat dan telah terkena
racun rayuan syaitan dan
hasutan kaumnya yang sombong
dan keras kepala itu menolak
dengan keras ajakan dan
panggilan ayahnya yang
menyayanginya dengan kata-
kata yang
menentang:"Biarkanlah aku dan
pergilah, jauhilah aku, aku tidak
sudi berlindung di atas geladak
kapalmu aku akan dapat
menyelamatkan diriku sendiri
dengan berlindung di atas bukit
yang tidak akan dijangkau oleh
air bah ini."
Nuh menjawab:"Percayalah
bahawa tempat satu-satunya
yang dapat menyelamatkan
engkau ialah bergabung dengan
kami di atas kapal ini. Masa tidak
akan ada yang dapat melepaskan
diri dari hukuman Allah yang
telah ditimpakan ini kecuali
orang-orang yang memperolehi
rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan
kata-katanya tenggelamlah
Kan'aan disambar gelombang
yang ganas dan lenyaplah ia dari
pandangan mata ayahnya,
tergelincirlah ke bawah lautan air
mengikut kawan-kawannya dan
pembesar-pembesar kaumnya
yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan
berdukacita atas kematian
puteranya dalam keadaan kafir
tidak beriman dan belum
mengenal Allah. Beliau berkeluh-
kesah dan berseru kepada
Allah:"Ya Tuhanku,
sesungguhnya puteraku itu
adalah darah dagingku dan
adalah bahagian dari keluargaku
dan sesungguhnya janji-Mu
adalha janji benar dan Engkaulah
Maha Hakim yang Maha
Berkuasa."Kepadanya Allah
berfirman:"Wahai Nuh!
Sesungguhnya dia puteramu itu
tidaklah termasuk keluargamu,
karena ia telah menyimpang dari
ajaranmu, melanggar
perintahmu menolak dakwahmu
dan mengikuti jejak orang-orang
yang kafir drp kaummu.Coretlah
namanya dari daftar
keluargamu.Hanya mereka yang
telah menerima dakwahmu
mengikuti jalanmu dan beriman
kepada-Ku dpt engkau masukkan
dan golongkan ke dalam barisan
keluargamu yang telah Aku
janjikan perlindungannya
danterjamin keselamatan
jiwanya.Adapun orang-orang
yang mengingkari risalah mu,
mendustakan dakwahmu dan
telah mengikuti hawa nafsunya
dan tuntutan Iblis, pastilah
mereka akan binasa menjalani
hukuman yang telah Aku
tentukan walau mereka berada
dipuncak gunung. Maka
janganlah engkau sesekali
menanyakan tentang sesuatu
yang engkau belum ketahui. Aku
ingatkan janganlah engkau
sampai tergolong ke dalam
golongan orang-orang yang
bodoh."
Nabi Nuh sedar segera setelah
menerima teguran dari Allah
bahwa cinta kasih sayangnya
kepada anaknya telah
menjadikan ia lupa akan janji
dan ancaman Allah terhadap
orang-orang kafir termasuk
puteranya sendiri. Ia sedar
bahawa ia tersesat pd saat ia
memanggil puteranya untuk
menyelamatkannya dari bencana
banjir yang didorong oleh
perasaan naluri darah yang
menghubungkannya dengan
puteranya padahal sepatutnya
cinta dan taat kepada Allah harus
mendahului cinta kepada
keluarga dan harta-benda. Ia
sangat sesalkan kelalaian dan
kealpaannya itu dan menghadap
kepada Allah memohon ampun
dan maghfirahnya dengan
berseru:"Ya Tuhanku aku
berlindung kepada-Mu dari
godaan syaitan yang terlaknat,
ampunilah kelalaian dan
kealpaanku sehingga aku
menanyakan sesuatu yang aku
tidak mengetahuinya. Ya
Tuhanku bila Engkau tidak
memberi ampun dan maghfirah
serta menurunkan rahmat
bagiku, nescaya aku menjadi
orang yang rugi."
Setelah air bah itu mencapai
puncak keganasannya dan habis
binasalah kaum Nuh yang kafir
dan zalim sesuai dengan
kehendak dan hukum Allah,
surutlah lautan air diserap bumi
kemudian bertambatlah kapal
Nuh di atas bukit " Judie "
dengan iringan perintah Allah
kepada Nabi Nuh:"Turunlah
wahai Nuh ke darat engkau dan
para mukmin yang menyertaimu
dengan selamat dilimpahi
barakah dan inayah dari sisi-Ku
bagimu dan bagi umat yang
menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah
Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28
surah di antaranya surah Nuh
dari ayat 1 sehinga 28, juga
dalam surah "Hud" ayat 27
sehingga 48 yang mengisahkan
dialog Nabi Nuh dengan
kaumnya dan perintah
pembuatan kapal serta keadaan
banjir yang menimpa di atas
mereka.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahwasanya hubungan antara
manusia yang terjalin karena
ikatan persamaan kepercayaan
atau penamaan aqidah dan
pendirian adalah lebih erat dan
lebih berkesan drp hubungan
yang terjalin karena ikatan darah
atau kelahiran. Kan'aan yang
walaupun ia adalah anak
kandung Nabi Nuh, oleh Allah
s.w.t. dikeluarkan dari bilangan
keluarga ayahnya karena ia
menganut kepercayaan dan
agama berlainan dengan apa
yang dianut dan didakwahkan
oleh ayahnya sendiri, bahkan ia
berada di pihak yang memusuhi
dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah
dapat difahami firman Allah
dalam Al-Quran yang
bermaksud:"Sesungguhnya para
mukmin itu adalah bersaudara."
Demikian pula hadis Rasulullah
s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah
sempurna iman seseorang
kecuali jika ia menyintai
saudaranya yang beriman
sebagaimana ia menyintai
dirinya sendiri."Juga peribahasa
yang berbunyi:"Adakalanya
engkau memperolehi seorang
saudara yang tidak dilahirkan
oleh ibumu."

0 comments:

Post a Comment